Mahasiswa Untidar Magelang Raih Best Presentation Ajang AASIC
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG – Mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang meraih predikat Best Presentation atau Penyaji Makalah Terbaik pada ajang 7th Asian Academic Society International Conference (AASIC). Paper yang berjudul ELMOS “Elderly Health Monitor System”As an Android Smartphone-Based Elderly Health Monitor Service yang di presentasikan oleh Rastono (mahasiswa ekonomi pembangunan semester 7) berhasil memikat dewan juri dan akhirnya dinobatkan sebagai best presentation. Dalam konferensi ini UNTIDAR mengirimkan dua tim. Tim pertama terdiri dari Didi Muno Irawan mahasiswa teknik mesin dan Xander Salahudin ST MEng, dosen teknik mesin. Sedangkan tim kedua terdiri dari Choirul Anam mahasiswa teknik mesin semester 7 dan Rastono mahasiswa ekonomi pembangunan semester 7 Baca Juga Diikuti 2.000 Peserta, Kota Magelang Jadi Tuan Rumah Ekspedisi Bakti Pemuda Konferensi internasional AASIC ke-7 yang diselenggarakan di Prince of Songkhla University (PSU), Hat Yai Thailand, pada tanggal 12-14 November 2019 oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Thailand (Permitha). 7th AASIC 2019 merupakan agenda tahunan Permitha. Untuk tahun 2019 ini, mengusung tema “Asia Towards the 2030 Sustainable Development Goals, a Transformation between Local Wisdom and Globalization” yang dibagi ke dalam 5 sub tema yaitu Human and Community Development, Food Security, Sustainable Energy and Natural Resources, Economic, Industry and Innovation, dan Human Rights and Democracy. Konferensi ini di ikuti oleh 164 peserta dengan 96 paper yang terdiri dari mahasiswa S1, mahasiswa S2 dan peneliti profesional. Beberapa negara yang ikut andil dalam konferensi ini adalah Indonesia, China, Thailand, Lao PDR, India, Dan Vietnam. konferensi ini juga turut didukung oleh KBRI Bangkok dan KRI Songkhla. Rastono: “awalnya saya tidak percaya pada saat itu nama saya dipanggil oleh MC sebagai best presentation. Iya nggak nyangka aja, rasanya seperti mimpi”. Rastono: “penghargaan ini saya persembahkan khusus buat kedua orangtua saya yang sudah membiayai full keberangkatan saya ke Thailand” Baca Juga Markino, Terduga Teroris yang Ditangkap Gunungkidul, Ternyata Warga Purworejo Disisi lain kampus kebanggaan mereka sama sekali tidak memberikan sumbangan dana seperserpun dalam kegiatan mereka. Selain bantuan dari kedua orang tua mereka, mereka juga berusaha mencari uang sendiri mulai dari menjadi penjual bakso, kopi, lanting, serta makanan ringan lain. Selain itu, juga mereka sempat menjadi tukang rongsok dan kuli bangunan. Mereka rela kerja keras untuk mewujudkan mimpi mereka dapat terbang keluar negeri membawa nama baik universitas. Harapan buat universitas: Ketiga mahasiswa ini berharap ditahun yang akan datang kampus dapat menyisihkan anggarannya untuk kegiatan konferensi seperti ini. Pesan buat adik2: teruslah berkarya, jangan takut menghadapi rintangan. Tekad kuat dan doa kedua orang tua menjadi kunci bagi kesuksesan kalian”. (rilis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: